Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Shalom,Om Swastiastu,Namo Budaya,Salam Kebajikan Rahayu. Salam Sejahtera bagi kita semua. Apa kabar pembaca budiman? Semoga hari Minggu ini menjadi hari libur yang penuh kebahagiaan bagi kita semua. Aamiin
Seperti bahagianya penulis hari yang tengah memanen pisang tanduk. Kalau teman saya di Lampung menyebutkan Pisang Byar. Mengapa disebut pisang byar, karena pisang ini tidak mempunyai jantung alias langsung habis tanpa menyisakan bunga mandul. Tidak seperti buah pisang lain yang masih mempunyai pisang jantung di ujung tandan buah pisang. Sementara kawan saya yang lain menyebutkan Pisang Agung. Hmm. seperti nama saya saja ya. 😀😂🤣😁/ Lain daerah nama buah juga lain penyebutannya.
Awal penulis menanam pohon pisang ini adalah ketika penjaga sekolah panen pisang tersebut. Karena tertarik dengan besarnya buah pisang dan rasanya yang manis serta kulitnya yang tipis, maka saya pun meminta bibitnya. Saya teringat punya sedikit lahan kosong di samping rumah. Jadi ada lahan untuk menanamnya. Singkat cerita sampailah bibit pohon itu di rumah dengan menggunakan motor.
Setelah menggali lubang dengan ukuran panjang 60 cm , lebar 60 dan kedalaman kurang lebih 80 cm diberi dasar kompos dan pupuk kohe ( kotoran hewan), maka saya tanam bibit itu. Enam bulan kemudian ternyata sudah muncul jantung pisangnya. Wuih bahagia sekali perasaan saat itu. Tanpa perawatan yang rumit ternyata pisangku sudah membuahkan hasil.
Panen Perdana Pisang Tanduk |
Pohon pisang tandukku satu tandannya menghasilkan 3 sisir. Sisir yang pertama berjumlah 6 buah pisang. Sisir yang kedua berisi 8 buah pisang sedangkan sisir terakhir hanya berisi 5 buah pisang. Jadi total satu tandan ada 19 buah pisang. Dan panjang buahnya bervariasi antara 30 cm - 43 cm. Sementara beratnya rata-rata 350 gram. Wow besar dan berat sekali tandan pisang itu. Terlihat saya sampai menahan napas saat mengangkatnya ..xixixii. Bahkan ada tetangga yang seorang ibu tidak sanggup mengangkatnya.
Oh ya..waktu antara jantung muncul sampai tua berkisar tiga bulan. Tanda pisang telah tua adalah warnanya berubah kekuning -kuningan, atau telah merekah buah pisangnya ( orang Jawa menyebutnya dengan istilah mletek)
Menurut tetanggaku ternyata pisang ini dapat diolah menjadi keripik, dibuat getuk pisang, kolak pisang, bolu dan juga nugget pisang. Sayangnya saya kurang pinatr untuk mengolah pisang itu. Paling hanya digoreng atau direbus saja. Praktis 😁
Bagi pembaca yang mempunyai kebun dan malas untuk mengurusi tanaman seperti saya, lebih baik lahan tersebut ditanami pisang tanduk. Tentu dengan jarak antar pohon kurang lebih 1- 1,5 meter agar tanamannya subur dan maksimal hasilnya. Mari budidayakan pisang tanduk. Sebuah Kultivar pisang yang sangat tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Nggih Bu...terima kasih sudah sudi mampir di tulisan saya
BalasHapusTerima kasih Bu Lilik sudah sudi mampir..salam sehat
BalasHapusIde kreatif bagus sekali, mudah-mudahan di hahri minggu ini ide untuk berkreatif dan menulis tidak libur yang libur rutinitas kantor sepakat ya. Ide ini terinpirasi dari iklan "Ini kacangku mana.... " Canda ya. Ada farian baru (modifikasi) nugget pisang baru denger trimakasih.
BalasHapusSepakat Pak Saepul ...sesuai pesan Omjay untuk menulis setiap hari. Nugget pisang sudah lama ada Pak...kebetulan di dekat sekolah ada yang jualan. Terima kasih sudah hadir ...salam sukses
HapusWow besar dan banyak, saya menanam pisang itu paling berbuah 5 buah
BalasHapusLuar biasa....hebat pak Agung
BalasHapusSaya juga pisang itu, di daerah saya Banjarnegara Jateng ada yang nyebut pisang tanduk, ada juga yang nyebut pisang gebyar, saya sendiri juga kurang paham kenapa disebut itu...hehe, karena saya dari Jogjakarta dan saya hanya menyukai pisang kepok untuk digoreng atau direbus. Saat merasakan pisang tanduk ini ternyata rasanya tidak kalah dengan pisang kepok saat digoreng dan direbus...rasanya manis dan buket...pokoknya enak banget dan cocok untuk lidah saya...semangat pak Agung. Semoga pisangnya makin subur makmur dan bermanfaat juga untuk keluarga pak Agung dan tetangganya...