Senin, 30 Januari 2023

Menulis Fiksi... Hmmm





Judul                 :     Menulis Fiksi...Hmmm

Resume ke        :      10

Gelombang       :      28

Tanggal             :      30 Januari 2023

Tema                 :      Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber      :      Sudomo, S.Pt

Moderator         :      Bambang Purwanto, S.Kom. Gr

 

Suara sayup-sayup musik di suatu acara televisi mengiringi saya membuka sebuah kotak tipis berwarna hitam. Terdapat guratan di sisi kanan bawah sebagai pertanda dia berbeda dengan yang kotak yang lain. Sebuah identitas diri agar mudah dikenali. Perlahan kubuka kotak itu dan menekan salah satu tombol untuk menuju dunia yang tak pernah kuduga  sebelumnya. Kutarik kursi merahku agar aku dapat duduk nyaman untuk menyimak sabda dua pujangga yang mashur dari Kerajaan Belajar Menulis Nusantara.

Tak terasa malam ini adalah sepertiga perjalanan panjang menuju singgasana seorang pujangga yang bermahkota. Sebuah pengembaraan di alam penulisan yang membawaku ke dunia baru. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 7, dan gelap pun mulai menyelimuti malam, berangsut aku menjelajahi dunia maya melalui whatsapp grup Kerajaan Belajar Menulis Nusantara. Suatu kerajaan yang di bawah duli tuan maha raja Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.  Walau tak bersimpuh, tetapi ku menundukkan diri sambil membuka cakrawala pengetahuanku agar bertambah luas.

Terasa kaku yang bahasanya. Dan pemilihan diksi yang kurang pas, bahkan penokohan, alur pun tak ku kuasai. Apa itu premis?  Kisahku ini mirip Bu Ayu seorang tokoh nyata dalam ceritanya Pak Sudomo. Aku tidak pernah menulis sebuah cerita fiksi.

Suara khas dari ponsel mulai bertambah riuh, sebuah pertanda bahwa sang pujangga kita yaitu Pujangga Utama  Sudomo, S.Pt dan Pujangga Pemandu Bambang Purwanto, S.Kom, Gr sudah membeberkan ilmunya. Sebagai seorang yang sedang nyantrik di padepokan ke dua Pujangga  saya pun larut dalam pamulangan. 

Konon dikisahkan bahwa pujangga utama adalah bungsu dari enam bersaudara dari seorang pedagang jamu gendong.  Mengawali pengabdiannya sebagai guru jauh dari tanah kelahirannya di Sukoharjo, Jawa Tengah yaitu di Pulau Lombok. Dari seorang guru honor hingga menjadi guru di SMP Negeri 3 Lingsar. Pahit getir kehidupan pun telah dialami pujangga kita, bahkan saat hari lahir pun desanya kebanjiran. Sempat akan diberi nama Banjir, sebagai tanda pengingat musibah tersebut, namun urung dan menjadi Gunarso. Itu pun kemudian diganti Sudomo karena sering sakit-sakitan. Tradisi Jawa yang sangat kental sampai sekarang. 

Selanjutnya Pak Sudomo atau Mazmo, yang sering merasa terbebani sekaligus bangga karena namanya mirip Pangkokamtib yaitu Jenderal Sudomo, memberikan rahasia menulis fiksinya dengan menggunakan akrostik kata MERDEKA. Para cantrik pun menyimak pembabaran ilmu Sang Pujangga ini.  Beliau pun kemudian menjelaskan apa itu MERDEKA.  Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari para cantriknya yang sangat antusias menunggu ilmunya untuk diserap.

Mulai dari diri sendiri

Mazmo adalah julukan pujangga kita mengajarkan agar para cantrik memulai dengan niat kuat untuk menulis fiksi, menentukan tujuan menulis fiksi.

Eksplorasi Konsep.

“Dalam alur ini, kalian harus bisa menjawab alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulia cerita fiksi”, begitu penjelasan Sang Pujangga. “ Ada fiksi mini yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja, flash fiction yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist”. “Terakhir ya, premis yaitu ringkasan cerita dalam satu kalimat.

Selanjutnya beliau menurunkan ilmu kesaktiannya yaitu tentang outline:

- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

- Membuat premis sesuai tema

- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik

- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Ruang Kolaborasi

Pujangga kita menginginkan para cantriknya uuntuk kerja sama dengan menyambung tulisan beliau.  Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat. Sesosok hitam pekat bergerak nanar. Compang – camping bajunya terbang tertiup Sang Bayu. Bau tidak sedap menebar memenuhi ruang kecil dan pengap ini. Sorot matanya tajam seakan hendak menguliti diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala. 

Itulah sambungan yang saya buat, semoga Sang Pujangga tidak melempar jauh ke keranjang keramat yang bernama recycle bin. Pedih dan pilu jika itu terjadi.

Demonstrasi Kontekstual

Guru yang ahli dalam menulis fiksi ini melanjutkan dengan meminta muridnya menuliskan 5 tema yang paling para cantrik kuasai.  Terlintas dalam pikiran tema yang cantrik sukai yaitu detektif, petualangan, heroik, fiksi ilmiah, dan romantis.

Elaborasi Pemahaman

Pada tahap ini para cantrik diminta untuk membuat pertanyaan kepada beliau.  Sebagai cantrik yang sama sekali nol alias kosong blong tidak mampu membuat pertanyaan.

Koneksi Antarmateri.

“Nah, ini yang akan kalian kerjakan dalam tahap ini”, kata beliau. Para cantrik semua, butalah kesimpulan dari pembabaran ilmu tadi.  Lakukan dalam resume yang kalian setorkan ke Panitia”, pinta beliau sambil jarinya memainkan keypad menjawab pertanyaan para cantrik di padepokan ini.

Aksi Nyata

“Para cantrikku, kalian nanti buat resumenya ya, bebas”, perintah beliau sambil menutup kitab pawiyatan kali ini.  Kami pun dengan sigap dan tanggap mulai membuat tugas beliau.  Sejenak merenung untuk mencari diksi yang tepat, kami pun menarikan jemari di atas keypad untuk menuliskan kesimpulan sesi malam ini.  Dalam membuat cerita fiksi pun diperlukan riset agar alur ceritanya menarik, mampu menghadirkan suasana cerita kepada pembaca, dan yang penting adalah mempunyai komitmen dan niat yang kuat untuk menulis fiksi. Dibutuhkan kesabaran dalam menyusun cerita fiksi, terutama bagi saya yang sama sekali tidak pernah menulis sebuah kisah fiksi serta belajar dan belajar terus. 


22 komentar:

  1. Menulis Fiksi... Hmmmm... Memang asyik.

    BalasHapus
  2. klau urusan menulis resume indah pak agung jagonya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah ...Pak Candra bisa saja. Terima kasih komentarnya. Salam sehat

      Hapus
  3. Keren sekali resumenya, Pak. Paduan dunia nyata dan imaginasi yang begitu mempesona.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih komentar positifnya....salam literasi Bapak Yo

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terima kasih komentar positifnya..salam sehat Pak

      Hapus
  5. Mantap dan luar biasa pak agung resumenya

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan

Dari Penulis Menjadi Penerbit

  Judul                 :     Usaha Penerbitan Buku Resume ke       :      30 Gelombang       :      28 Tanggal            :      17 M...